Budaya politik partisipan  

Posted by Faiz Ahmad Nuzuliansyah




Kemarin kita telah membahas yang namanya demokrasi santun, em kalau gak salah sich gitu yach? Hehe. Nah Sekarang nih kita akan membahas yang namanya budaya politik partisipan. Budaya politik itu ada bermacam-macam, ada yang namanya budaya politik militan, partisipan, oposisi dan lain sebagainya. Budaya politik itu berpengaruh loch untuk sejahtera atau tidaknya suatu negara, karena budaya politik itulah yang berperan dalam berjalannya suatu kultur dalam sistem pemerintahan negara. Budaya politik dapat menjadi suatu yang sangat berharga bagi kesinambungan politik suatu negara, asalkan harus tepat memilih budaya politik yang manakah yang paling tepat untuk disesuaikan dengan sosiokultural yang ada di negara tersebut.
Kembali ke budaya politik partisipan, budaya politik partisipan itu adalah budaya politik yang membudayakan kerjasama atau partisipasi entah pemerintah ataupun rakyat dalam proses pemerintahan suatu negara. Nah dari kerjasama ituah yang nantinya diharapkan dapat menjadikan suatu hubungan yang harmonis antara pemerintah dengan rakyatnya, dan juga untuk membentuk bangsa yang mandiri, kritis dan inofatif. Nah gimana kawan? Sampai sini sudah paham belum yang namanya budaya politik partisipan? Hahaha semoga Allah memberi pemahaman kepada kita. (^_^)
Sekarang kita lanjutkan. Hmmmm di negara kita Indonesia tercinta ini adalah negara hukum dengan sistem pemerintahan presidensil. Asal teman-teman tau ajach negara kita ini negara demokrasi loch. Hah? Pasti teman-teman ada yang pro dan kontra dengan pendapat ini. Tapi santai mas bro, meski beda pendapat tapi gak boleh jotos-jotosan hehehe. Dua-duanya antara pro dan kontra mempunyai pendapat sendiri-sendiri dong tentunya, kelompok pro setuju dengan pernyataan bahwa negara kita adalah negara demokrasi, memang benar dalam segi prosedural negara kita adalah negara demokrasi, coba kita ambil contohnya yakni saat pemilihan umum, dimana calonnya adalah dari rakyat dan prosesnya pun dilaksanakan dengan terbuka, rahasia, dan tepat sasaran. Kalau kita menengok sejenak pendapat Abraham Lincoln tentang demokrasi yakni, “Demokrasi adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” so kalau kita tengok dari definisi demokrasi menurut Abraham Lincoln, negara kita bisa dikatakan sebagai negara demokrasi. Hmm bener juga ya.....(#_#)
Jangan lega dulu mas bro, si kontra juga punya pendapat yang tak kalah kuat loch. (*_^) Kontra berpendapat bahwa negara kita belum bisa dikatakan sebagai negara demokrasi secara penuh, tau gak kenapa? Jawabannya dalah karena dalam realita yang ada masih banyak tindak diskriminasi, penindasan dan korupsi yang dilakukan di negara kita ini. Masih banyak rakyat kita dipelosok-pelosok negeri yang belum merasakan yang namanya buah dari demokrasi itu sendiri, definisi yang dikemukakan Abraham Lincoln tadi jangan kita artikan secara pendek begitu saja, tujuan dari definisi itu sendiri adalah “Kesejahteraan Rakyat” bukan cuma untuk memenuhi prosedur yang ada. Bahkan yang paling nahas yang terjadi di neagar kita sekarang ini adalah maraknya korupsi, dan lemahnya kekuatan hukum. Para rakyat yang kecewa dengan hukum kita yang jika di ibaratkan dengan pisau seperti pisau yang hanya tajam ke bawah dan tumpul ke jika ke atas, yang artinya hukum kita hanya tegas jika berhadapan dengan rakyat yang miskin dan bodoh dan pecundang jika berhadapan dengan para orang yang ber Uang dan memiliki jabatan tinggi. Hm hm hm tragis sungguh sangat tragis kawan, melihat negara yang kita duduki seperti itu. (-_-)
Yach maka dari itulah aku mengajak teman-teman semua untuk belajar serta mengajarkan yang namanya demokrasi santun dan budaya politik partisipan. Mari bersama membangun Indonesia. (^_^)
Merah Putih
08 Desember 2011

This entry was posted on Selasa, 25 September 2012 at 23.27 . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar