Untuk Si Mbok  

Posted by Faiz Ahmad Nuzuliansyah

Remang-remang senja yang terbiaskan awan di ufuk barat, menerpa wajah adi yang tengah duduk dengan gelisah di gubuk depan rumahnya. Dia memikirkan nasibnya sebagai penopang ekonomi keluarga, Meski kini dia hanya hidup dengan seorang ibunya yang berumur 70 tahun. Dia ingin membahagiakan ibunya, di umurnya yang sudah semakin senja. Dia bertempat tinggal di salah satu desa di Kecamatan Tugu kabupaten trenggalek. Di umurnya yang kini menginjak 17 tahun, ia terbilang masih muda untuk memikirkan masalah kerja. Tapi ia sudah bertekad untuk bisa membahagiakan ibunya.
Hingga suatu hari adi bertemu dengan regi, temannya semasa kecil dulu. Adi mendengar dari regi yang kini hidup di Surabaya bersama tantenya, bahwa hidup di kota itu lebih enak dan banyak lowongan pekerjaan yang menghasilkan uang banyak. Adi begitu saja percaya pada apa yang di dengarnya dari regi teman kecilnya dulu, sehingga ia memutuskan meminta izin pada ibunya untuk pergi ke kota Surabaya.
“Mbok, kulo sakniki sampun gerang tho ya, kulo mbade nyuwun restunipun sampean.” Ibu adi yang sedari tadi menjahit pakaian dengan khusuk tiba-tiba kaget dengan apa yang baru saja dikatakan oleh anak semata wayangnya itu.
“Jaluk restu gawe opo tho le?Kowe pengen rabi tho?”
Adi menghampiri ibunya yang duduk di kursi dan memijit kakinya. “Mboten mbok, kulo dereng karep rabi kok e. Kulo pengen nyambut damel teng suroboyo”.
“Yoalaah le, kowe arep nyambut gawe opo neng suroboyo?lha wong sekolahmu wae ora sampe SMA. Nek jare ku kowe ora usah neng suroboyo, tapi nek kowe wes karep temen yo ora opo-opo. Asal kowe nyambut gawe ne halal aku ngrestui le”. Dengan senyum mengambang adi menyalami tangan ibunya, yang kini juga tersenyum padanya. “lha kowe Arep budal kapan tho le neng suroboyo ne??”. “Insyaallah mbenjeng kulo bidal mbok”. “Emm ngunu yo, yowes nek ngunu kowe ndang beres-beres. Tapi saiki ados o disek kono, wes sore”. Dengan senyum yang mengembang adi bangkit dan segera menuju kamar mandi.                  
                                                @@@@@
Sedari tadi adi tersenyum-senyum sendiri di dalam bis dan membayangkan bagaimana kota Surabaya, tanpa ia sadari seseorang wanita telah duduk di sampingnya. Wanita yang masih tergolong muda itu cantik dan terlihat ramah, adi memberanikan diri untuk mengajaknya berkenalan.
“Mau kemana mbak e??”.
Adi bertanya pada wanita itu dengan logat jawa kulonannya yang kental. Wanita yang duduk di sampingnya spontan menoleh dan tersenyum.
“Oh,,kulo mbade teng suroboyo mas, lha sampean piyambek?”.
 “Kulo mbade teng suroboyo pisan mbak, oh iyo mbak. Teng suroboyo niku kangge tolek kerjo teng pundit nggeh?”.
“Oalah sampean kajenge tolek kerjo tho. Nek sampean karep monggo tumut kulo mawon, Oh enggeh asma ne sampean sinten nggeh?”
Dengan mantab adi menjawab pertanyaan wanita itu.
“Kulo Adi Baskoro wijoyo, lha sampean?”
Dengan senyum simpul wanita itu menjawab.
“Kulo Argita Dwi Pratiwi”.

Obrolan kedua insan itupun terus berlanjut dan menglir seiring berjalannya bis antarkota yang mereka tumpangi, adi merasa semakin akrab dan menemukan orang yang bisa membantunya untuk mencari kerja di Surabaya. Dari obrolan itu adi mendapat tawaran dari wanita yang ia panggil dengan mbak Gita itu, untuk bekerja di warung miliknya. 
                                                @@@@@
“Peh apik tenan yo mbak suroboyo, aku urong tahu ngerti kuto e mbak. Awet cilik aku ora tahu metu soko trenggalek”. Adi kini tengah duduk di bis kota seraya melihat pemandangan kota surabaya dari balik jendela. Mbak gita tersenyum melihat ekspresi adi yang lucu itu.
“lha nyapo mbak?sampean kok ngguya-ngguyu dewe?”.
”hehehehehe ora opo-opo di, lucu ae ndelok kowe koyo ngunu iku”.
”Oalaah mbak tak kiro tho lapo, oh iyo mbak gita. Isik adoh tha iki?”.
“Emm sediluk engkas kok di, nyante wae. Koe wes luwe tho???”.
“Heheheheh iyo mbak, aku wes luwe. Wetengku rasane wes podo demo iki nang jero weteng”.
Mbak gita tertawa melihat adi yang begitu kocak.
“Iyo-iyo tenang wae lah di, mengko tak tukokne sate kambing seng enak”.
Adi senang sekali mendengar apa yang di katakana mbak gita.
“Wuih temenan yo mbak?aku duemen karo sate, aku yo iso nggawe sate lho mbak. Malahan nek riyoyo kurban biasane aku di kongkon pak Rt masakne gawe bancaan bareng”.
“Wahhh siip di, sopo ngerti kowe iso nambah resep nang warungku”.

Mereka berdua tertawa, ketika tiba-tiba kenek mengingatkan bahwa bis sudah sampai di terminal joyoboyo. Mereka berdua turun dari bis dan mulai berjalan menuju ke tempat tujuan, yaitu restoran mbak gita yang bertempat 500 m dari terminal Joyoboyo. Sepanjang jalan mereka berdua bercanda tawa layaknya dua orang sahabat dekat. Tak lama kemudian mereka sampai di sebuah ruko.
“Lhoalaah neng kene tho mbak warunge??”.
“Iyo di ki warungku, ayo mlebu”.

Akhirnya adipun menemukan tempatnya kerja, di kota yang baru sekali ia datangi. Surabaya. Adi sungguh tak pernah bermimpi bias bekerja di Surabaya. Tapi inilah kenyataannya, Sekarang adi telah masuk ke dalam realita yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Dari sinilah dia menanamkan harpannya untuk membahagiakan ibunya.
                                                @@@@@
Pukul 03.00 adi dan mbak gita sudah mulai mencari bahan dan bumbu untuk keperluan warung, dan juga membeli bahan untuk membuat sate yang rencananya akan menjadi menu baru di warung di warung mbak gita. Setelah berbelanja berbagai keperluan, mereka segera membuat berbagai masakan yang akan di sajikan di warung nanti. Ada bakso, soto, dan sate. Adi mendapat bagian untuk membuat sate sedangkan mbak gita sibuk membuat soto dan bakso. Stelah semua persiapan selesai merekapun mulai membuka warung mbak gita yang terletak di roku graham permai Blok 1 No7, warung mbak gita memiliki tempat yang strategis dan juga beberapa pelanggan tetap. Tak lama warung di buka, sudah ada pembeli yang datang.
“Selamat pagi pak ziyad, mau pesan apa pak?”.
Tanya mbak gita pada pembeli pertamanya hari ini yang sekaligus pelanggannya.
“Selamat pagi juga gita, emm kelihatannya ada menu baru ya? Sate? Bolehlah sate aja sepuluh tusuk”.
“iya pak itu menu baru, satenya pakai lontong atau nasi pak?”.
“Em pakai lontong saja gita, kayaknya lebih enak’.
“Iya pak, silahkan duduk dulu pak”.
Mbak gita bergegas menyuruh adi untuk segera membuatkan pesanan pak ziyad.
“Di ndang gawekne sate sepuloh tusuk ngangge lontong, iki ngono pelangganku lho di, de’e sering mangan nang kene. Gawe sate ne seng enak yo?”.
“Beres mbak gita”.
Dengan yakin adi memulai membuat pesanan, dalam beberapa menit saja sate sudah siap untuk di hidangkan.
“Ini pak silahkan satenya”.
“Oh iya, terimakasih. Hmm dari baunya saja sepertinya enak”.
Ketika pak ziyad memakan satenya, ia merasakan ada perbedaan dari sate yang satu ini. Yakni dagingnya empuk dan bumbunya meresap sekali. Pak ziyad jadi penasaran bagaimana membuatnya. Setelah membayar pak ziyad bertanya pada mbak gita.
“Gita satenya enak banget, ngomong-ngomong siapa yang membuatnya?”.
“Terimaksih pak, yang buat bukan saya pak tapi teman saya adi”.
“Kalau boleh saya tahu mana orangnya?”.
Mbak gita pun bergegas ke dapur dan memanggil adi.
“Di pak ziyad pengen ketemu karo kowe. Ayo”.
“Lho??emange enek opo mbak?”.
“wes tho, ayo”.
Merekapun menghampiri pak ziyad yang sedang duduk sendirian.
“Permisi pak, ini lho yang namanya adi orang yang masak sate tadi”.
Mbak gita memperkenalkan adi kepada pak ziyad. Sedangkan adi sendiri masih bingung dengan apa yang terjadi.
“Oh jadi kamu yang namanya adi? Sate buatanmu enak sekali. Sebenarnya apa rahasia dari sate buatanmu itu?”.
Tanya pak ziyad kepada adi.
“Enggeh pak kulo adi, matur nuwun sampean demen kale sate kulo. Mboten enten rahasia ne kok pak, namung sak derenge kulo bakar. Sate ne kulo bumboni riyen, dadose bumbune ngeresep”.
“oh gitu, sebenarnya kamu orang mana? kok ngomongmu jawa halus kayak gitu? Aku jadi agak kebingungan, tolong kamu bicara pakai bahasa Indonesia saja ya!”.
“Saya asli trenggalek pak. Oh iya pak, maav lho pak”. Jawab adi memakai bahasa Indonesia dengan logat jawa kulonan yang masih kental.
“Iya nggak apa-apa, oh iya kemaren ada teman saya yang sedang mencari orang yang bisa membuat sate untuk restorannya di bali. Dan teman saya ini siap membayar besar orang yang bias membuat sate yang enak, karena pengunjung restorannya rata-rata orang bule. Dan saya lihat, sate buatanmu enak. Barangkali kamu berminat untuk bekerja di sana?”.
Adi sungguh kaget dengan apa yang baru saja ia dengar, belum juga seminggu dia berada di Surabaya. Tapi sudah ada orang yang menawarinya untuk bekerja di bali, sungguh ini adalah anugrah dari Tuhan yang maha Esa. Dengan hati yang bergetar, adi menyetujui tawaran yang di berikan pak ziyad.
“Iya pak saya berminat, kira-kira kapan saya bisa mulai kerja di bali pak?”.
“Lusa kamu bias berangkat ke bali”.
‘Baik pak”.
Adi sangat senang dengan apa yang kini dia peroleh, dan mbak gita pun menyetujui keputusan adi. Malam ini, sebelum tidur adi memanjatkan doa pada Tuhan yang maha Esa.
“Gusti matur nuwun sanget, dinten niki panjenengan maringi kulo anugrah ingkang katah. Mugi-mugi lantaran niki kulo dados ngebahagiaaken si mbok teng deso. Amien ya rabbi”.
Selesai adi memanjatkan doa, ia memejamkan matanya dengan senyum simpul di bibirnya.
                                                @@@@@
Sudah tiga tahun adi berada di bali, dan selama itu pula adi belum pernah pulang ke desa. Selama ini dia hanya mengirimkan uang untuk si mboknya di desa, sekarang adi telah memiliki restoran sendiri. Yang ia bangun dari hasil gajinya selama 2 tahun bekerja bersama pak rudi-teman pak ziyad- di restorannya di kuta. Kini bisnis restoran adi yang berada di dekat pantai sanur memiliki omset 5 juta perhari. Adi sebenarnya ingin sekali ingin pulang ke desa untuk menjenguk ibunya, tapi apalah kata bisnisnya yang sedang berkembang tidak bisa untuk di tinggalkan. Kini adi sedang berdiri di tepi pantai sanur, melihat sang surya yang hendak tenggelam di ufuk barat. Di kala ia tengah menikmati indahnya keindahan senja tiba-tiba handphonenya berbunyi, dan terlihat nama Sokib-sepupunya di desa-.
“Assalamualaikum kib, enek opo?”.
“Waalaikumsalam mas adi, mas si mbok e sampean mas...”.
Sokib berkata dengan nafas yang tersenggal senggal. Adi mulai heran dan cemas dengan nada bicara sokib.
“Kib enek opo tho kib???Si mbok nyapo??kowe ojo nggarai aku wedi”.
“Anu mas, anu... si mbok e sampean kecelakaan. Saiki keadaane kritis nang rumah sakit Sumber Sehat Trenggalek. Sampean muleh o mas !”.
“Iyo kib, iyo aku muleh saiki !”.
Dan pada saat itu juga adi bergegas berangkat menuju Bandara Ngurah Rai untuk terbang menuju Bandara Juanda Surabaya. Selama perjalanan menuju ke Trenggalek, berjuta pikiran terlintas di benak adi tapi adi hanya bisa berdoa.
“ya allah mugi-mugi si mbok selamet ya allah”.
                                                @@@@@
Ba’da shubuh adi tiba di terminal trenggalek, setelah melalui lima jam perjalanan dari Bandara Juanda Surabaya. Adi bergegas mencari mushalla untuk melaksanakan shalat shubuh. Sepuluh menit kemudian adi sudah sampai di rumah sakit Sumber Sehat, dan tepat pada saat itu sokib sudah menunggu kedatangan adi di depan rumah sakit.
“Kib si mbok nang endi?piye keadaane?”.
Adi bertanya pada sokib dengan nada cemas.
“Si mbok teng ruang UGD mas”.
Mereka berdua bergegas menuju ruang UGD. Setibanya di ruang UGD adi melihat ibunya yang tergolek tak berdaya dengan kepala yang di perban. Ibunya terlihat begitu pucat dan lemah. Adi pun menghampiri ibunya dan berbisik di telinganya.
“Assalamualaikum mbok, niki kulo adi”.
Perlahan-lahan mata ibunya mulai terbuka, dengan suara yang serak dan lirih ibunya menjawab. Namun masih terlihat senyum yang begitu tulus dari wajah yang pucat itu.
“waa..alaikumsalam di.. kabarmu pye le?? Apik wae tho?”.
“Alhamdulillah sae mawon mbok”.
“Aku kangen karo kowe le, wes suwi aku ora ketemu kowe”.
“Ngapunten mbok, kulo sampun suwe mboten wangsul”.
“Ora opo-opo le, aku seneng ndelok kowe saiki wes sukses. Ndelok kowe sukses ae aku wes seneng le”.
Adi megenggam erat tangan ibunya, sungguh ia ingin meneteskan airmata. Melihat orang yang begitu ia sayangi dengan keaadaan seperti ini. Tapi adi tak ingin terlihat sedih di depan ibunya.
                                                @@@@@
 Adi duduk di depan ruang UGD bersama sepupunya sokib dengan di temani kopi dan pisang goreng. Adi bertanya pada sokib apa yang telah terjadi sebenarnya pada ibunya.
“sakjane piye tho kib kedadeane kok iso kyok ngene?”.
“Si mbok kuwi kecelakaan nang pasar pahing mas, si mbok pas nyebrang ora ngerti nek enek mobil teko arah kulon. Lha untunge si mbok mung kesrempet, tapi si mbok sirahe natap aspal mas. Dadi ne ngunu kuwi”.
“Emm.. ngunu tha. Aku asline ndek wingi iku wes kepikiren arep mrene nyambangi si mbok. Eh lha kok moro-moro kowe telpon aku ngabari nek si mbok kecelakaan. Sakjane aku yo ora penak ninggal si mbok suwi-suwi, tapi yo opo maneh restoranku nang bali ora keno di tinggal e kib. Tapi nek ngerti ngene ki, aku dadi ngeroso bersalah karo si mbok. Wes ninggal ne si mbok dewean nang kene”.
“Uwes mas ora usah ngeroso ngunu, mendingan saiki seng akeh dungakne mbok e sampean. Ben cepet waras”. Sokib mencoba menghibur adi.
“He’em kib, kowe bener”.
Di saat adi menyeruput kopinya yang masih hangat, di tengah dinginnya hawa pagi. Terdengar suara ibunya yang sedang terbatuk-batuk, adipun bergegas menghampiri ibunya. Adi terkejut melihat ibunya yang dengan ringkih melambaikan tangan ke arahnya.
“Mbok sampean la nopo? Mbok?”.
“Le..mre..neo”. Masih dengan suara yang parau ibunya menyuruh adi untuk mendekat ke arahnya.
“Enggeh mbok, wonten nopo?”.
 Adi mulai cemas, dengan keadaan ibunya. Dan kini sokib telah berada di sampingnya.
“Le si mbokmu iki wes tuwo, sepurane yo le si mbok ora iso ngeke’i kowe opo-opo. Si mbok mung iso dungakno kowe, kowe anakku siji-siji ne. Aku bangga duwe anak koyo kowe, kowe saiki yo wes gede wes sukses. Si mbok mung pengen pesen nang awakmu, dadiyo bocah kang iso manfaati nang wong akeh, ora mung nang awake dewe. Lan ojo lali ibadah maring gusti Allah. Dadiyo arek seng manfaat kanggo agama lan negoromu yo le.........Laa Ilaaha Illallah”.
Mata ibu adi tertutup, dengan senyumdi wajahnya. Ibu adi meninggal.
“Mbok...????Si mbok??”.
Adi menangis seraya memeluk jasad ibunya, sokib juga memelukadi seraya mencoba menenangkanya.
                                                @@ @@@
Setelah kepergian ibunya, adi kembali ke bali. Dan ia pun berusaha untuk menjalankan wasiat ibunya, dengan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Adi selalu rajin menyumbangkan sebagian hasil restorannya ke panti asuhan. Dan kini adi berdiri di tepi pantai sanur seraya meluhat keindahan senja di sore itu.
“Ya Allah izinkan hambamu ini menjadi anak yang berbakti kepada orangtua hamba. Dan jadikan lah hamba seorang yang berguna bagi orang banyak. Dan terimalah si mbok di sisiMu”.
Adi berdoa di dalam hati. Dengan senyum dan semangat yang berkobar dalam hatinya. Adi berteriak ke arah pantai.
“Si mbok....! Kabeh iki gawe sampean, namung gawe sampean...!”
                                                @@@@@

Indonesia Milik Kita  

Posted by Faiz Ahmad Nuzuliansyah

Perubahan memang selalu datang dalam kehidupan, tinggal bagaimana kita menyikapinya. Itulah kata-kata bijak yang paling tepat menjadi qiblat untuk kita berkaca. Bagaimana tidak? Di zaman modern ini, zaman yang selalu tak bisa lepas dari berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Beragam hal dapat dengan mudah kita dapatklan dan kita ketahui dengan praktis dan cepat, dengan akses internet yang kini bukanlah barang mewah lagi, bahkan sudah bisa dibilang sebagai life style  dan kebutuhan.
Maraknya media social  yang berkembang di Negara kita ini, seperti twitter, facebook, wordpress, blog dan lain sebagainya. Telah membawa dampak positive yang tentunya di ikuti juga oleh dampak negative. Dampak positivenya, kita bisa saling berinteraksi dengan siapapun dan dimanapun, sharing, atau hanya untuk sekedar posting tulisan. Sedang dampak negative dari media social yang kini telah mewabah ini juga perlu menjadi perhatian kita bersama, bagaimana tidak? Banyak penipuan dan tindak criminal yang berawal dari media social. Kita harus memincingkan mata, karena mayoritas pengguna media social adalah generasi muda kita yang masih dalam keadaan psikis yang labil. Memang media social telah banyak memberi dampak positive terutama dalam bidang pendidikan, tapi banyak juga dampak negativenya yang membuat para generasi kita semakin terpuruk dalam jurang kerusakan moral dan budaya.
Begitu banyaknya dampak negative pada media sosial yang sampai saat ini masih belum mampu di imbangi dampak positivenya, maraknya media sosial di kalangan generasi muda membuat mereka lebih suka nongkrong di depan computer dengan bermain media sosial yang kebanyakan di manfaatkan hanya untuk kesenengan belaka, tidak di manfaatkan sebagi sarana pembelajaan. Berapa banyakkah generasi muda kita sekarang ini yang peduli dengan negaranya, atau berapa banyakkah generasi muda kita yang tahu akan hari-hari bersejarah, atau berapa banyakkah generasi muda kita yang mengetahui bagaimana saudara-saudara kita yang saat ini tidak bisa merasakan bangku sekolah. Bahkan masih banyak di pelosok negeri ini generasi muda kita yang harus menempuh berkilo-kilo meter hanya demi mencari ilmu. Apakah kita tidak malu? kita yang di anugerahi teknologi dan kesempatan hanya membuangnya sia-sia, sedangkan mereka, demi mencari ilmu mereka rela melakukan sesuatu yang semestinya bukan tanggung jawab mereka.
Andai saja kita bisa memanfaatkan media sosial untuk sesuatu yang lebih bermanfaat, memanfaatkannya untuk sesuatu yang bisa menunjang belajar kita. Tentunya itu akan membawa dampak positive bagi kehidupan kita, bagi bangsa dan Negara di masa depan. Untuk mewujudakan semua sehingga menjadi sedemikian rupa, tak cukup hanya generasi muda yang berpartisipasi, guru, orangtua dan juga pemerintah hendaknya mencoba membuat bagaimana media sosial yang saat ini berkembang bisa menjadi lebih bermanfaat. Orang tua membimbing putra-putrinya di rumah dalam memanfaatkan media sosial, guru memberi arahan dan menunjukkan jalan mana yang benar bagi para siswa-siswinya, dan pemerintah turut serta dengan memberikan dana pendidikan yang di salurkan ke Kementrian Agama senilai 37,3 triliun dan Kementrian Pendidikan Nasional senilai 57,8 triliun, tapi tetap bagaimanapun generasi mudalah yang memegang tongkat kekuasaan atas dirinya sendiri, dalam mempersiapkan diri untuk masa depan nanti.
Jadi tujuan kita untuk membuat media sosial menjadi lebih bermanfaat bagi generasi muda tak cukup jika hanya generasi muda saja yang melaksanakan, tapi juga dukungan dari berbagai pihak. Dan hendaknya generasi muda kita bisa lebih bersyukur atas apa yang telah di anugerahkan Tuhan kepada kita. Boleh saja kita menerima masuknya budaya dari luar asal kita tetap berpegang teguh pada pancasila dan UUD 1945, dan terus berusaha membangun Negara dan bangsa demi kepentingan bersama, karena Indonesia milik kita bersama.

16 10 11
Faiz Ahmad Nuzuliansyah


Tuhankah Kita?  

Posted by Faiz Ahmad Nuzuliansyah

Apakah harus tunggu bencana?
Untuk peduli pada sesama
Apakah harus tunggu pertengkaran?
Untuk saling berjabat tangan
Mengapa gak setiap hari?
Untuk bisa menjadikan hidup indah nan lestari

Apakah harus Menunggu di panggil KPK?
Untuk melakporkan harta kekayaan
Apakah harus menunggu masuk media?
Untuk memperbaiki moral dan kesadaran berbangsa
Apakah harus menunggu mahasiswa turun ke jalanan?
Untuk menegakkan keadilan

Kenapa?
Kenapa harus menunggu dan menunggu?
Apakah itu sudah menjadi sifat alamiah dari manusia?
Apakah pantas kita menyalahkan sifat alamiah?
Ataukah kita yang hanya bisa menyalahkan?
Ataukah memang harus ada seseorang yang harus di persalahkan?

Terlampau sering kita mengabaikan perintah Tuhan
Terlalu terlena akan dunia yang ada
Bagaimana kita mau patuh pada negara
Yang di dasari oleh sesuatu yang hanya di buat oleh manusia
Pancasila
Apakah pancasila yang harus kita salahkan?
Ataukah para perumusnya?

Sungguh kita telah melampaui hak seorang raja
Bahkan kita seakan telah menjadi Tuhan
Mempersalahkan dan terus mempersalahkan
Tanpa pernah tau siapakah dirinya?
Tanpa pernah tau betapa sombongnya ia
Dan tak pernah tau betapa ia telah terlena



The Underdog

05 10 11

Nyawa Kami Padamu APBN  

Posted by Faiz Ahmad Nuzuliansyah

Berjuta rakyat bertumpu padamu
Mereka berteriak meneriakkan keadilan
Menuntut kesejahteraan yang selama ini menjadi impian mereka
Berjuta problem terjadi demi mendapatkan satu kata “keadilan”

Para manusia berpangkat di negeri ini tengah memeras otak mereka
Berbagai dilema dan problema menghiasi media massa yang selalu mengatasnamakan mereka
Berbagai kasus partai politik
Seakan sudah menjadi suatu tinta yang selalu mewarnai kehidupan mereka
Sang raja tengah di sibukkan dengan Reshuffle Kabinetnya
Kabinet Indonesia Bersatu
Yang nyatanya belum bisa menjadikan rakyatnya hidup layak

Masalahnya selalu ekonomi, politik
Sampai detik ini RAPBN tahun depan masih menggatung
Suatu daftar sistematis yang membimbing jalannya negara ini
Suatu yang penting tapi masih menggantung seperti anting-anting

Mari kita berdoa bersama
Supaya RAPBN kita segera rampung di tangan mereka
Para petinggi kita yang berdasi dan berwibawa
Karena tampanya kita akan kalang kabut karena dunia

Uang akan berirama di atasnya
Karena uanglah yang menjadi kebutuhan kita
Bukannya mata duitan
Tapi itulah nyatanya
Uang adalah salahsatu yang harus menjadi perhatian kita
Demi makmurnya Indonesia tercinta
RAPBN segera rampunglah
Karena nyawa jutaan rakyat Indonesi ada padamu

Faiz Ahmad Nuzuliansyah
16 10 11

Masa Depan Sebuah Revolusi  

Posted by Faiz Ahmad Nuzuliansyah

Beberapa waktu lalu jika kita membaca koran, ada berita mengenai lengsernya presiden libya yakni Muammar Khadafi. Seorang pemimpin yang telah berkuasa sejak tahun 1969, tapi pada tahun itu(1969) dia belum menyandang jabatan resmi sebagai presiden libya, khadafi saat itu menyandang jabatan sebagai kolonel, dan ia di juluki sebagai "Guide of the First of September Great Revolution of the Socialist People's Libyan Arab Jamahiriya" atau "Brotherly Leader and Guide of the Revolution". Setelah berkuasa, Khadafi yang telah berpangkat kolonel melancarkan revolusi budaya yang mengandung inti penyingkiran semua ideologi dan pengaruh yang berbau asing, seperti kapitalisme dan komunisme. Ia kemudian mengembangkan masyarakat baru berdasarkan prinsip-prinsip sosialisme Libya dengan semboyan "sosialisme, persatuan, dan kebebasan".
Dan sejak saat itu banyak konflik terjadi antara AS dan Libya dalam bidang diplomatik dan militer. Diantaranya yakni pembakaran kedubes AS di tripoli pada tahun 1979, kemudian AS membalas dengan menembak dua pesawat tempur Libya yang tengah terbang di atas teluk sidra. Muammar Khadafi telah memimpin Libya selama empat dekade, sudah dua presiden AS yang telah merasakan berseteru dengan Muammar Khadafi, yakni Ronald reagan dan George Walter Bush. Khadafi dianggap sebagai penjahat di negara sendiri, musuh khadafi memang bukan sembarang negara. AS merupakan negara yang pandai berpolitik, AS juga memiliki militer yang kuat. AS juga berperan dalam lengsernya presiden Irak Saddam Husein, presiden mesir Hosni Mubarrak, dan kini presiden Libya Muammar Khadafi. Tiga presiden tersebut di lengserkan dengan alasan yang tak jauh berbeda yakni, di tentang oleh penduduk negaranya sendiri. Tapi coba sekarang kita tengok Irak sebelum presiden Saddam Husein lengser. Irak adalah negara yang memiliki militer yang kuat, pendidikan yang terbilang maju. Setelah Saddam Husein di lengserkan oleh rakyatnya sendiri dengan bantuan AS, bukannya demokrasi dan kemerdekaan yang di dapatkan. Tapi Irak malah menjadi negara boneka, yang mana sumber daya alamnya di kuasai oleh AS yakni minyak.
Berbagai polemik terjadi dalam revolusi Libya diantaranya, banyaknya demonstrasi yang bahkan sampai menelan korban jiwa. Tapi kita juga harus menelisik apa yang di sebarkan di media, kita harus pandai memilih dan memilah. Kita ambil contoh saja, Daily Mail pernah menyatakan bahwa Militer Libya telah membak mati ribuan demonstran, tapi Muammar Khadafi menyangkalnya dengan mengatakan “Mana buktinya bahwa militer saya menembak mati para demonstran, katakan pada NATO kalau memang militer saya menembak mati para demonstran mana bukti mayatnya?” Nah dari sini kita dapat mengambil pelajaran bahwa tak semua kabar tentang kejahatan timur tengah itu benar, karena di dalamnya banyak terdapat unsur-unsur politik yang terpendam.

Jika kita mengaca dari apa yang telah di alami oleh Irak, yang menjadi pertanyaan kita adalah. Apakah mungkin nasib Mesir dan Libya akan sama seperti Irak????? Kita tidak tahu itu, tapi yang jelas Mesir dan Libya termasuk negara penghasil minyak yang besar. Presiden libya sekarang adalah Mustafa Abdul Jalil yang dulunya adalah pejabat libya, yang kemudian ikut menentang Muammar Khadafi yang bergabung dengan pihak oposisi. Kita lihat saja bagaimanakah nasib Libya setelah dilengserkannya Muammar Khadafi dan digantikan oleh Mustafa Abdul Jalil.

27 09 2011

Gubuk Reyot  

Posted by Faiz Ahmad Nuzuliansyah

Di atas gubuk kayu reyot yang terbuat dari anyaman bambu
Kami bermain, bercanda, bersukaria, tertawa
Senda gurau selalu menghiasi hari-hari kami
Senyu terbersit di bibir mungil kami
Baju kami lusuh
Gaya kami kolot
Kami tidak pernah mengerti yang namanya TV
Yang kami tau hanya pemandangan sawah yang terhampar luas di depan mata kami
Kami tak pernah merasakan bangku sekolah
Yang kami tahu hanyalah bermain dan harus menjadi petani di kala kami remaja nanti
Bahkan jika nasib sedikit kejam
Kami tak akan pernah merasakan bermain di waktu kecil
Cangkul, sapi, dan sengatan matahari di sawah yang terus menemani kami


Terangah kepala kami ke langit yang luas itu
Bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa
Meski kami tak pernah merasakan modernisasi
Setidaknnya kami masih memiliki kultural yang masih melekat kuat di sekitar kami
Meski kami tak pernah merasakan yang namanya globalisasi
Setidaknya kami masih mempunyai hati nurani

Sebulan sekali selembaran kertas yang katanya bernama “Koran” masuk di desa kami
Di bawa seorang pedagang cabai yang sebulan sekali pergi ke tempat yang bernama kota
Ku lihat lembaran itu ada tulisan yang tidak ku mengerti maksudnya
Bukannya kami buta, kami Cuma tidak bisa membaca
Karena memang kami tak pernah di ajarkan yang namanya membaca
Hanya segelintir orang saja diantara kami yang bisa membaca
Bisa di hitung dengan jari, diantara kami yang pernah merasakan bangku sekolah
Meskipun tak pernah lebih tinggi dari tingkatan SD

Pengetahuan Tentang Ori  

Posted by Faiz Ahmad Nuzuliansyah

Sebelum membahas secara  rinci tentang Obligasi Negara Ritel (ORI) , akan membahas  Obligasi Negara pada umumnya. Obligasi Negara pada dasarnya  merupakan  Surat Berharga Pemerintah  yang bersifat utang dengan jangka waktu berkisar  diatas satu tahun sampai 20 tahun. Saat ini Obligasi Negara yang pernah diterbitkan  ada 4 macam yaitu :
1. Obligasi Negara dengan kupon tetap/fixed rate (FR).
2. Obligasi Negara dengan kupon mengambang/variable rate (VR)
3. Obligasi Negara dengan zero kupon (kupon 0%).
4. Obligasi Negararitel (ORI) dengan kupon tetap/fixed rate (FR).
Obligasi Negara ritel (ORI) sesungguhnya  termasuk obligasi negara dengan kupon fixed rate (bunga tetap).
ORI   merupakan singkatan dari OBLIGASI NEGARA RITEL, maksudnya adalah jenis obligasi negara yang diperjualbelikan secara ritel atau eceran dengan pecahan yang relatif kecil. Ritel atau eceran  sebagaimana pengertian perdagangan barang  dapat dijual dalam bentuk pecahan kecil dan dapat dilakukan ditoko-toko besar atau kecil sekalipun.Untuk ORI tersebut prinsipnya sama  dengan itu hanya saja tempat perdagangannya bukan di pasar akan tetapi pada Bank atau Perusahaan Sekuritas yang ditujuk oleh Pemerintah. Ritel mengandung maksud juga bahwa penjualan dan pembelian dalam skala kecil dan relatif dapat terjangkau oleh masyarakat luas. Pengertian kecil untuk ukuran obligasi ini adalah Rp 5.000.000,- ( lima juta rupiah) dengan kelipatan di atasnya misalnya Rp 10.000.000,- ( sepuluh juta rupiah ) dan seterusnya  dengan  pecahan terbesar  adalah Rp.3.000.000.000,- ( tiga milyar rupiah). 

PERKEMBANGAN PENERBITAN ORI.
Penerbitan surat berharga pemerintah  yang satu diantaranya di sebut ORI  ini dimulai pada ORI SERI OO1  pada tahun 2006. Sebelumnya telah diterbit pulasurat berharga pemerintah  yang disebut obligasi negara dengan SERI  FR  ( fixed rate)  dan VR ( variable rate). Fixed rate mengandung maksud bahwa janji bunga tetap sampai obligasi tersebut jatuh tempo, sedang variable rate mengandung maksud bunga bergerak mengambang sesuai dengan perubahan tingkat bunga pasar yang berlaku. Belakangan diterbitkan lagi obligasi negara dengan zero kupon, yang maksudnya  pemerintah tidak membayar bunga secara rutin  akan tetapi harga jualnya didiskon dan pelunasannya tetap 100%.Obligasi negara  pertama kali diluncurkan pada akhir 2002. Sebenarnya obligasi negara  juga pernah ada di tahun 1950 an, dengan tujuan penggunaan pembiayan pembangunan nasional.Mari kembali ke ORI, secara kronoligis penerbitannya adalah sebagai berikut :
1. OBLIGASI NEGARA RITEL  SERI ORI001  dijual pada tahun2006 dengan volume Rp 3.28 trilyun  tingkat bunga12,05 %.
2. OBLIGASI NEGARA SERI ORI002,  dijual apa tahun 2007 dengn volume Rp.6,23trilyun tingkat bunga 9.28 %
3. OBLIGASI NEGARA RITEL SERI  ORI003 dijual pada tahun 2007 dengan volume Rp9,4 trilyun  tingkat bunga 9,40%
4. OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI004  tahap penawaran  tanggal 25 Februari sampai dengan 5 Maret 2008 dengan tingkat bunga sekitar 9,50%.

KEUNTUNGAN MEMBELI ORI
Keuntungan yang bakal diraih jika membeli obligasi negara pada umumnya termasuk ORI adalah mendapatkan caital gain dan bunga serta terhindar dari kemungkinan default. Untuk mendapat capital gain  jika tingkat bunga pasar lebih rendah dari tingkat bunga (kupon) obligasi negara. Capital gain akan muncul apabila investor menjual obligasinya sebelum jatuh tempo. Mengenai tingkat   bunga/kupon akan lebih tinggi dibandingkan dengan bunga deposito  Sebagai contoh ORI yang ditawarkan sekarang ini dengan tingkat bunga 9,5% sementara bunga deposito berkisar 6% s/d 7%. Yang dimaksud default adalah jika Pemeritah mengalami gagal bayar baik atas bunga maupun kupon/bunganya
Keuntungan khusus atas ORI adalah :
1. dapat dibeli dengan skala kecil dengan minimum Rp.5 juta,-
2. Mudah diperjualbelikan melalui agen penjualan yang ditunjuk. Hal ini menunjukkan likuiditas ORI sangat tinggi.
3.Bunga /imbal hasil dibayarkan setiap bulan 



KERUGIAN MEMBELI ORI
Kerugian membeli ORI,  adalah timbulnya capital lost jika investor menjual pada saat harga  menurun. Harga ORI akan menurun apabila tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia dan bunga deposito bergerak naik.Apabila obligasi tidak dijual pada saat bunga naik , yang berharti harga jual lebih rendah dari harga beli investor tidak mngalami kerugian .Sekiranya investor memutuskan untuk tidak menjual dan tetap menyimpan sampai jatuh tempo , maka akan dapat pelunasan 100% dari pokok. Hal ini investor tidak mengalami kerugian.
Memang dapat dipahami, bagi investor yang aktif kesempatan  untuk mendapat hasil investasi yang opitimal akan tidak tercapai, sebaliknya bagi investor yang pasif hal semacam tersebut tidak akan menjadi masalah.


PEMBELIAN DAN PENJUALAN
Pada dasarnya pembelian dan penjualan ORI dapat dilakukan melalui agen yang ditunjuk yaitu :
1. Agen  penjualan melalui perbankan: Bank Mandiri, Bank BRI, Panin Bank,Bank BII, Citibank NA, Bank NISP,Bank BNI, Bank BCA,Bank Danamon, Bank Permata, Bank Lippo, Bank Bukopin, HSBC, Bank Niaga,  dan Bank Mega.
2. Agen penjualan melalui perusahaan sekuritas: Trimegah Securities, Danareksa Securities, dan Reliance securities 
Dari agen tersebut akan mendistrbusikan penjualannya melalui cabang-cabang yang dimiliki yang tersebar di wilayah Indonesia.
Dengan penyebaran cabang agen penjualan seperti tersebut maka semestinya tidak mengalami kesulitan untuk membeli di pasar perdana. Sekiranya berminat maka sebaiknya dihubungi cabang terdekat untuk mencari informasi  awal tata cara  pembeliannya.

KESIMPULAN
ORI adalah merupakan sarana investasi  untuk skala kecil dan menengah dengan klasifikasi ritel. Dengan membeli ORI, mengandung maksud investor telah  melakukan deversifikasi delam membangun portofolio investasinya secara bijaksana. Di pihak Pemerintah, Pemerintah menciptakan sarana berinvestasi  bagi warga negaranya secara luas, yang berati memberikan penghasilan pada tataran masyarakat investor  secara luas sekaligus memperkenalkan sarana investasi selain deposito. ORI memungkinkan mendapat hasil lebih tinggi dari deposito dan ada kemungkinan capital gain serta terhindar dari risiko default atau gagal bayar. Pembelian dan penjualan kembali tidak akan menjadi masalah ,kerena agen penjualan akan menampung jika investor ingin menjual  kembali.