Berkali ku mendenguskan hidung
Menahan cairan yang mengelir tak terbendung
Panas terasa di pelupuk mata
Peluh mengalir luntur menghabiskan sisa
Merah dan bengkaknya mata menjadi saksi sejarah
Betapa telah kulalui malam tanpa memejamkan mata
Pecah
Pecah dan gelisah di rudung gundah
Suara lengkingan alam terasa hampa
Corak pelangi di kanvas langit tak lagi berwarna
Lantas, pantaskah aku di persalahkan atas semuanya?!!
Dari jeritan tinta merah di rapor tak berjubah
Kau bawa aku terbang melayang ke surga
Menikmati arak dan madu yang tersedia
Aku kau suapi buah beraneka rasa
Aku kau mandikan air suci telaga
Aku dan kau menari berselendang bahagia
Berjalan seiring musik bernafaskan cinta
Semakin dalam ku menyelam dan terlena
Meneguk cinta, memabukkan logika!!!
Baru sekejap ku mabuk akan surga
Kau bawa aku terjun bebas ke dunia
Dan sekejap mata pedang cinta telah berkata
Menggores luka, jiwa yang terombang-ambing tak ber-Asa
Hati ikhlasku akan kebesaran hatimu
Caramu yang santun membalutkan berjuta rasa bersalah merubung kepalaku
Satu detik, kau bukakan pintu dengan senyumanmu
Dua detik, kau tutup pintu tanpa menoleh lagi padaku
Teruntuk dirimu
Pegunungan suci nan putih bersih
19 Februari 2012 07:30
This entry was posted
on Sabtu, 25 Februari 2012
at 01.17
. You can follow any responses to this entry through the
comments feed
.