Petang  

Posted by Faiz Ahmad Nuzuliansyah


Terlentang menantang
Menggelegar berpura tegar
Tak satupun kata terucap
Bibir bisu mengecap
Tak terasa putus asa
Mati rasa berkabut senja
Berteriak berselimut harapan
Petang
Kala harapan tak kunjung datang
Kini ragalah yang mengambil andil
Sastra bercampur dengan gejolak jiwa
Jadzab entah apalah namanya
Beruzlah di tengah keramaian
Santai
Bergelayut gontai
Terseok-seok berkerangka tulang
Kami disebut hidup
Kami disebut mati
Dihantam dari kanan dan kiri
Ditikam dari depan belakang
Sakit??
Pastinya
Apalah artinya?!
Perih sudah terasa biasa
Hati kami sudah terlanjur sekarat
Setiap saat di sayat-sayat oleh mulut-mulut kejam mereka
Mulut yang merasa benar di atas segalanya
Persetan sudah dengan penderitaan
Itulah kudapaan dan hidangan kami hampir di setiap membuka mata
Cemohan dan umpatan sudah terdengar seperti alunan musik di telinga kami
Tak becus
Dungu
Goblok
Sudah seperti handal
Pintar
Jenius
Dalam kamus hidup kami
Peduli setan dengan mulut kalian
Inilah kami yang tetap berdiri
Berdiri dengan hati perih tapi tersenyum bak peri
Dusta?!
Memang
Pedulikah kami??!?
Tentu tidak
Barakah?!
Entah dapat atau tidak
Inilah pengabdian kami
Sebelum kami mengangkatkan kaki dari lautan ilmu ini
Kami telan pahit
Kami lumat Umpatan
Seperti memakan hidangan di ruang makan kerajaan
16 Maret 2012 13:20

This entry was posted on Selasa, 10 April 2012 at 23.51 . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar